Sebuah Pilihan Asal, Ilmu Hubungan Internasional. Penyesalan?

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya saya melewati jalur SNMPTN Undangan dan berhasil diterima di Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Awalnya memilih HI bukanlah tujuan saya, tujuan awal saya Ilmu Ekonomi. Kenapa saya memilih HI? Semua karena semata-mata melihat kesempatan dan mengalah kepada teman yang memang lebih menginginkan Ilmu Ekonomi. Saya masih ada pilihan lain diluar Ilmu Ekonomi, yakni Ilmu Hubungan Internasional, lalu saya menjadi satu-satunya yang memilih Ilmu Hubungan Internasional dalam proses SNMPTN Undangan di SMA Negeri 8 Jakarta, kesempatan yang sangat besar menurut saya. Begitulah sedikit flashback alasan mengapa saya memilih HI, lalu, apakah ada penyesalan setelah diterima di jurusan ini? Jurusan yang awalnya hanya dipilih secara asal-asalan.

Sebenarnya setelah diterima melewati proses SNMPTN Undangan, saya mengikuti tes Mitsui-Bussan, sebuah program beasiswa S1 ke Jepang. Sudah dari lama saya menginginkan studi di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Beberapa cara sudah saya tempuh untuk mengikuti tes atau sekedar bertanya mengenai proses pendaftaran. Saya mengikuti tes NTU di Singapura, namun gagal. Kemudian saya membatalkan niatan untuk mendaftarkan diri ke Universitas di Malaysia karena sudah diterima di HI dan merupakan satu-satunya murid SMA Negeri 8 Jakarta yang tahun ini di jurusan tersebut. Lalu bagaimana dengan Mitsui-Bussan? Sebenarnya saya berhasil melewati proses tes tertulis dan berhak untuk melewati dua tahap lagi, namun sebelum melanjutkan kedua tahapan selanjutnya, saya mengundurkan diri, lagi-lagi dengan pertimbangan bahwa saya adalah satu-satunya murid SMA Negeri 8 Jakarta yang diterima di jurusan tersebut dan jika melepasnya hanya akan menurunkan kredibilitas sekolah di mata jurusan yang berkaitan. Melepas semua perencanaan yang sudah disusun sedemikan rupa. Menyesal? Cerita belum selesai.

Begitu bertemu dengan teman-teman yang ada di HI, saya tahu bahwa kami semua memiliki latar belakang yang berbeda dan kebanyakan sudah memiliki segudang prestasi, baik itu prestasi akademis maupun non akademis. Ada peraih medali OSN, penemu bakteri, dalang, mojang, raki, exchange students, dan lain lain. Banyak prestasi bukan? Saya menjadi merasa bukan apa-apa, terlebih lagi setelah melihat pengalaman-pengalaman senior. Ada beberapa pendiri organisasi pemuda, mengikuti pertukaran pelajar, pemenang kompetisi-kompetisi Internasional, mengikuti Model United Nations dan Debate Competition tingkat dunia, dan masih banyak lagi. Secdil, sebuah istilah yang biasa dipakai anak-anak HI yang dikenal sebagai security dilemma, istilah paling tepat untuk menggambarkan kondisi saya ketika melihat segudang prestasi mereka.

Tapi anehnya, melihat kondisi seperti ini membuat saya termotivasi untuk mengeksplorasi diri saya. Sebuat pemacu yang sangat baik untuk diri saya sendiri. Saya menjadi memiliki target-target yang ingin saya penuhi selama di bangku kuliah, dan target-target tersebut tidak main-main, harus dilakukan dengan usaha keras agar dapat terpenuhi.

Ternyata banyak hal yang belum saya ketahui tentang HI ketika saya masih di bangku SMA. Setelah saya mengikuti proses orientasi untuk mengenal jurusan ini lebih dalam lagi, saya tahu bagaimana para senior menghadapi semester-semester yang mereka lalui. Kebanyakan menceritakan bagaimana harus mengerjakan makalah dalam jumlah sangat banyak dalam satu minggu. Dari situ saya berpikir bahwa dengan begitu akan sangat melatih kemampuan menulis dan juga mengkritis berbagai macam hal berdasarkan teori yang ada. Namun yang terpenting adalah bagaimana mengatur berbagai tugas yang ada agar terselesaikan tepat waktu dan mengatur prioritas. Tekanan yang ada dan tenaga yang dikeluarkan hingga mengurangi banyak waktu tidur tersebut menurut saya menjadi sebuah kemampuan yang akan sangat berguna nantinya karena kehidupan kerja akan berlangsung seperti itu.

Disisi lain saya juga berhasil menemui dosen-dosen hebat yang dapat membuat saya memberikan perhatian penuh ketika beliau menyampaikan materi. Dan saya pun tahu bahwa banyak dosen yang sudah mengisi berbagai kolom di surat kabar, diundang menjadi pembicara baik di luar maupun dalam negeri, dan banyak lagi hal-hal hebat yang mereka lakukan.

Begitu banyak orang hebat yang saya temui di jurusan ini, banyak pula bidang-bidang ataupun kegiatan yang sebelumnya belum begitu saya ketahui, pengetahuan saya sangat terbuka dengan realita yang ada di hadapan saya sekarang ini. Saya pun bisa menyimpulkan bahwa tidak ada penyeselan dalam pilihan asal saya ini, saya yakin Allah SWT telah merencanakan hal terbaik untuk saya 😀