Masa Orientasi Siswa

Sebenarnya tidak ada sama sekali niatan untuk membahas Masa Orientasi Siswa(MOS) karena di sekolah saya yang baru, SMA Negeri 8 Jakarta hanya mengadakan MOS ala kadarnya, sekedar untuk mengenalkan sekolah tanpa ada tindakan seniortias sedikitpun. Walaupun tidak ada perjuangan keras dalam menikmati suatu kegiatan sekolah yang sangat dikenal dengan nama MOS ini, saya lebih menyukai MOS macam ini. Untuk saya, MOS bukanlah ajang untuk membalaskan dendam seorang senior yang dulu diperlakukan tidak semena-mena oleh seniornya yang terdahulu. Saya lebih menyukai MOS yang santai tanpa harus berjuang keras menahan kesabaran demi bertahan dari sambaran cacian dan makian senior.  Setelah mengikuti berbagai perkembangan MOS di televisi ataupun yang saya lihat secara langsung dari sekolah yang bagi saya sudah sangat tidak asing lagi karena saya sempat menuntut ilmu di tingkat sekolah lebih rendah sebelumnya disana. Tapi kalau bagi sekolah yang saya maksudkan, kegiatan ini menjadi sebuah tradisi dan sudah tidak ada lagi alasan untuk menggugat kegiatan yang penuh cobaan fisik dan batin bagi siswa-siswinya itu. Lagipula setelah itu semua senior akan berlaku baik karena apa yang mereka lakukan sebelumnya hanyalah sebuah tuntutan tugas.

Tapi sebenarnya apa arti dibalik Masa Orientasi Siswa kalau hanya dimeriahkan dengan perlakuan semena-mena senior yang setelah itu hanya mentertawakan junior-junior dengan wajah sengsara mereka. Memang dengan berlakunya MOS semacam itu akan membuat kenangan tersendiri dalam memori setiap individu yang melewati masa-masa tersebut, namun pastinya pada masa-masa itu mereka sangat tidak menyukai kegiatan itu dan merasakannya bagai neraka dunia. Hanya bisa menunduk dan berbicara sebisanya saja jika dihadapkan dengan kakak kelas.

Sebenarnya saya sendiri tidak mengerti untuk apa rambut yang dikuncir-kuncir sebanyak mungkin. Tapi kalau permasalahan rambut para pria yang harus dibotakkan masih bisa dimasukkan ke dalam logika, anggap saja agar lebih terlihat rapih dan tidak terlalu panjang sehingga melewati batas yang ditentukan. Selain itu segala perlengkapan yang tidak seharusnya dibawa oleh seorang siswa ke sekolah menjadi sebuah kelengkapan MOS. Apa ada arti tersendiri dibalik semuanya? Apa para senior yakin bahwa junior mereka melakukan semua itu dengan hati tulus ikhlas.

Kalau yang kita lihat makna dari setiap kata kepanjangan daripada tiga huruf sakti yang dapat membuat setiap siswa baru gemetar dibuatnya, MOS, adalah Masa Orientasi Siswa. Masa? Pastinya kita mengetahui apa arti dari Masa, masa menunjukkan kepada waktu atau saat-saat yang tengah dilewati ataupun sudah dilewati. Sedangkan Orientasi, sepertinya agak sulit menerjemahkan satu kata ini. Tapi menurut saya, Orientasi lebih kepada pembiasaan atau membuat pengertian baru kepada orang lain. Dan menurut saya MOS adalah waktu dimana kita membuat pembiasaan atau pengertian yang baru akan sekolah yang baru kepada siswa-siswi yang baru saja lulus dan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di sekolah yang berbeda daripada yang sebelumnya. Pembiasaan lebih kepada pengenalan akan tradisi dan seluk-beluk sekolah baru tersebut bukan kepada arah senioritas dan tindakan-tindakan lain yang melibatkan fisik seseorang.

Sebenarnya banyak orang berkata bahwa MOS adalah kegiatan yang serba salah. Kenapa dibilang serba salah? Serba salah karena kalau ditiadakan segala kegiatan MOS yang menyulitkan maka para junior akan mengeluhkan bahwa MOS kali ini terasa membosankan, sedangkan jika diadakan dengan segala kesulitan yang terdapat didalamnya, maka junior itu akan mengeluhkan semua kegiatan yang tengah berlangung. Sulit dan membuat lelah saja, memang tidak jelas apa maunya. Guru-guru sendiri lebih mengikuti kepada kemauan setiap anak muridnya, apa yang terbaik saja. Jadi sepertinya mulai dari sekarang kita harus mencari pemecahan daripada MOS. Apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan!