Apakah Saudara Harus Sama?

Kali ini gw akan menulis tentang tema yang rasa-rasanya sudah tidak asing lagi untuk masyarakat di dunia. Masalah membanding-bandingkan antar saudara. Banyak sekali kasus-kasus seperti ini, membandingkan prestasi kerja seseorang dengan saudara sendiri yang kebetulan masih dalam sebuah lingkungan yang sama. Dunia pendidikan sampai dengan usaha menemukan permasalahan yang satu ini. Sepertinya tabiat manusia semenjakdulu sangatlah sulit diubah, tak ubahnya orang-orang senang membanding-bandingkan sesuatu.

Perasaan tidak enak akan menghantui seseorang jika menjadi bahan perbandingan, terlebih lagi jika dengan saudara sendiri. Jika sang saudara sudah memiliki kinerja bagus pada bidang sama yang ditekuni dengannya maka orang tersebut cenderung akan merasa kecil dan tidak memiliki kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu. Tidak dapat mengeluarkan kemampuan terbaik dalam dirinya karena takut akan gunjingan orang-orang. Perasaan pasti akan didera rasa salah, serba salah dalam melakukan sesuatu. Jika sang saudara sudah punya nama dan dikenal oleh khalayak ramai, beban pun akan semakin berat. Harus menjaga nama baik saudara sendiri dan juga memberikan yang terbaik seperti apa yang orang lain inginkan. Sulitlah semua itu, jangan menganggap semuanya seperti membalik tangan saja.

Welcome to SAIDA's Friendster

Gw akan mengambil contoh dari salah seorang penyanyi tersohor di Malaysia. Siapa yang tidak tahu dengan Dato’ Siti Nurhaliza binti Tarudin, diva Malaysia berusia 29 tahun ini namanya sangat dikenal di Asia Tenggara. Suaranya yang merdu mampu membuai penikmat musik dalam setiap alunan lagu yang ia nyanyikan. Pasti kita di Indonesia tidak mengetahui bahwa sekarang saudaranya, Siti Norsaida(32) atau yang akrab disapa Ida merupakan peserta dari ajang uji bakat penyanyi Akademi Fantasia(AF) periode ke-6. Sebelum dirinya mengikuti acara ini, ia merupakan bagian keuangan pada Siti Nurhaliza Production(SNP) Sdn Bhd. Walaupun sekarang dirinya sudah tersingkir dari ajang tersebut namanya masih sering tertampang pada beberapa surat kabar. Betapa tidak, faktor adik menjadi penentunya. Banyak sekali orang membanding-bandingkan dirinya dengan sang adik. Suaranya sendiri bisa dibilang berbeda dengan Dato’ Siti. Tapi orang telah mengenal nama sang saudara jauh lebih lama, hasilnya perbandingan demi perbandingan bermunculan. Ia pun mengalami pergolakan batin tersendiri ketika mengikuti ajang tersebut. Konsultasi sering ia lakukan dengan beberapa teman dalam ajang yang sama. Penampilannya dari minggu ke minggu sering mendapatkan kritikan pedas karena kurang maksimal. Namun seiring berjalannya waktu dan setelah tersingkir dari ajang tersebut, ia sudah membiasakan diri dengan hal tersebut dan bisa menampilkan penampilan terbaiknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kita bisa melihat contoh nyata dari kisah tersebut. Menurut gw, siapapun saudara Ida, itulah dirinya. Ibu dari empat anak ini tak sepantasnya dibanding-bandingkan dengan sang adik. Prestasi dan kinerja seseorang itulah hasil terbaik dari jerih payahnya, hargailah sebisa mungkin. Jangan pernah bilang,“Ayolah kerja bagus seperti kakak/adik kamu….masa’ kamu gak bisa.”. Jangan menjadikan “kakak/adik” sebagai sebuah kata untuk memotivasi seseorang, berikanlah kata-kata lain yang bisa jauh lebih baik untuk memotivasi diri seseorang. Bisa saja seperti,”Ayo kamu bisa! Berikan yang terbaik dari kamu! Jangan Menyerah! Tunjukkan Kemampuan Kamu!” 

 

29 thoughts on “Apakah Saudara Harus Sama?

  1. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.. Kalau si kakak bakat di bidang akademis, belum tentu si adik punya bakat di bidang itu pula… Tapi terkadang orang tua masih berpikiran sempit, yang dianggapnya hebat adalah yang ranking satu di kelas, yang rajin ikut lomba matematika, dll.. Padahal kan, nggak berprestasi di bidang akademis, belum tentu gedenya nggak berhasil…

  2. setuju…setiap orang berbeda walaupun bersaudara…kembar pun pasti ada perbedaannya…jadi emang gak boleh dbanding2kan…
    orang tua yang bijaksana, pasti tau soal perbedaan ini dan tidak akan membanding2kan, melainkan menggali kelebihan setiap anak dan mendukungnya agar dapat lebih berprestasi.

  3. ya ngga harus sama laaaah.. wong yang namanya sidik jari aja ngga ada satu pun yang sama di dunia ini. tiap manusia kan merupakan individu yang unik… 🙂

  4. >cempluk: bener tuh
    >zeromask: yoi
    >Rea: itulah penyebab anak-anak sekarang kurang begitu dekat dengan orang tua. Pasti kalau ditanya orang paling dekat adalah teman bukan keluarga
    >Rhainy: betul sekali, digali terus agar potensi aslinya benar2 terlihat dan terasah
    >wennyaulia: sukses bisa dilihat dari segi mana saja, betul sekali.
    >indra1082: benar, dimata Allah sama. Namun jika dari dilihat dalam kehidupan dunia, pasti berbeda. Dilihat dari kacamata manusia.
    >itikkecil: yoi yoi
    >Chic: yoi yoi banget tuh
    >Joey D’Juve: oke deh!

  5. betuuulll!!!!
    tiap orang diciptakan unik…
    dan punya potensi yg berbeda2..
    seharusnya dibiarkan berkembang sesuai bakat yg terpendam
    tanpa hrs mengalami pembandingan dgn siapapun 😉

  6. emang gak bakat aja kali si adenya.. mungkin dunia vokal itu bukan lahan buat adenya deh..

    tapi ya namanya sodara, sama aja kaya manusia yg laen.. ada perbedaannya..

    gak sepatutnya emang kalo membanding2kan orang laen

  7. aku punya pengalaman soal ini.
    dulu waktu di sma, aku sering banget dibilangin ma guru “kakanya dulu ranking terus, eh ini adiknya malah nakal banget.”
    tapi aku juga pernah berprestasi kok di bidang lain di SMA, bandku dapet juara 2 band sejatim ( ah jadi pengen nostalgia ama gitar T_T )

    FYI : emang kelakuan kakaku di SMA bertolak belakang banget ama aku. kakakku ketua OSIS, selalu masuk 5 ato 3 besar, jebol SPMB ITS, eh adiknya kriminal, hobinya keluar masuk BP, dihukum bersih2 sekolah, upacara di luar pagar sekolah, sepatu disita dll yang lebih parah ( tapi itu yang bikin SMA jadi lebih hidup [lah kok malah OOT] 😀 )

  8. meskipun kakak beradik, tak harus menempuh jalan hidup yang sama ataupun mempunyai prestasi yang sama.
    keduanya adalah saling melengkapi. Bukan untuk dibanding-bandingkan.

  9. Pada dasarnya
    kita semua hanyalah individu2 berbeda yang numpang dibesarkan di tempat yang kebetulan sama,

    bukankah percuma membandingkan dua sesuatu yg memang jelas berbeda?

  10. it’s not fair, but that’s what nearly always happen. untuk hal kaya’ diatas aja sering terjadi, apalagi kalo tingkah laku sodarnya jomplang , yang satu baek2 aja, yg satunya minus….woalahh..malah lebih parah lagi mbandinginya. tp semoga ntar klo aya udh punya momongan ndiri gk banding2in anak2nya hehehe…

  11. hmmmm

    saya juga suka marahin mama saya nih kalo membandingkan anak anaknya seperti ini!

    antara saya yang dibilang “makanya kurusan dong kaya reni” atau adek saya yang dibilang “ah kamu mah emang susah diandelin ga kaya kaka kamu”

    weyeh weyeh……………

  12. Iya, lah…

    Tiap orang punya kemampuan di bidangnya masing-masing!
    Masa mau disamain semuanya?

    Perbedaan itu indah…

    hehehe…

Leave a reply to Kyu Cancel reply