Tekanan Menghadapi Ujian Nasional

Topik kali ini menggambarkan sebagian kecil perasaan dalam diri gw. Tetapi di luar sana, banyak sekali teman dan seluruh murid SMA maupun SMP yang getar-getir menghadapi Ujian Nasional. Tekanan batin menghantui pikiran terus-menerus. Kebijakan pemerintah ini sangat berhasil membuat anak-anak Indonesia yang akan menghadapinya menjadi memiliki permasalahan dalam kehidupan pribadi mereka. Tak dapat dipungkiri, orang tua memegang andil terbesar dalam permasalah ini. Semua itu karena mereka menginginkan masa depan anak-anak mereka seperti apa yang mereka inginkan, walaupun terkadang tak seperti yang anak-anak mereka inginkan. Tetapi apapun itu, semua keputusan orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya.

Setelah mendengar cerita dari beberapa teman yang merasakan kuatnya tekanan dalam menghadapi Ujian Nasional, rata-rata mereka mendapat tuntutan dari orang tua. Ada yang dituntut harus masuk SMA favorit, seperti SMA 8. Dengan segala kemampuan mereka, mereka telah memberikan yang terbaik. Tetapi melihat hasil Try Out(semacam latihan-latihan untuk menghadapi Ujian Nasional) yang tidak begitu memuaskan, mereka kerap menjadi bahan omelan orang tua.  Banyak orang yang telah melewati proses Ujian Nasional berkata bahwa Ujian Nasional lebih mudah dibandingkan dengan Try Out yang diadakan oleh sekolah, paguyuban, ataupun diknas. Tetapi orangtua mereka tak dapat dengan mudahnya menerima semua alasan itu, tak jarang air mata leleh di atas pipi mereka. Emosi dikeluarkan dengan bercerita kepada teman-teman terdekat. Gw sendiri tidak habis pikir dengan permasalahan-permasalahan seperti ini. Selayaknya orang tua harus memberikan support kepada anak mereka, bukan dengan menambah pikiran dan beban di otak. Tapi orangtua menaruh harapan besar kepada anak mereka, gw dapat mengerti alasan tuntutan mereka tersebut.

Ujian Nasional terasa begitu lama, tekanan semakin menjadi. Bagaimana bisa? Perjuangan kami selama 3 tahun dipertaruhkan dalam beberapa hari saja. Apakah adil? Jika kami memiliki nilai yang bisa dibilang baik dan memenuhi kriteria kelulusan, namun karena pada saat ujian nasional kami dalam kondisi tidak baik dan tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Sehingga semua harapan kami harus pupus di tengah jalan. Umur kami masih muda, emosi masih tempramental. Tidak bisa ditebak. Perasaan kami terasa dipermaikan oleh kebijakan pemerintah satu ini, terlebih lagi pada tahun ini mata pelajaran di tambah. Bahkan diisukan bahwa jika pada tahun ini, mata pelajaran yang ditambahkan mengalami kegagalan, maka akan dihilangkan di tahun berikutnya. Kami bukan sebuah boneka yang dapat dipermainkan, harus ada ketegasan jelas dari pemerintah. Selama ini, kami hanya mendengar berita simpang siur dari mulut ke mulut, pernyataan langsung dari pemerintahpun tak pernah kami dengar. Hanya berita dari guru yang kami dengar.

Hari-hari terasa sangat melelahkan dan menegangkan. Menikmatinya saja tidak bisa. Bercengkrama dengan teman-teman pun tidak luput dengan tema Ujian Nasional. Pikiran kami sudah dikuasai oleh Ujian, Ujian, dan Ujian. Dalam setiap kesempatan, pasti ada salah seorang yang membawa topik hingga ke Ujian Nasional ataupun masalah SMA. Belum juga selesai menata pikiran dari Ujian, tugas sekolah menumpuk. Ujian Akhir Sekolah juga telah menunggu. Kami hanya bisa menghadapinya dengan ikhtiar, berdoa, dan bertawakal.

Ya Allah, berikanlah kami semua kemudahan dalam menghadapi Ujian Nasional. Kami ingin membahagiakan kedua orangtua kami. Kami ingin mendapatkan yang terbaik demi masa depan kami. Aku berserah kepada-Mu, aku merasa bahwa ini adalah jalan-Mu. Aku menjadi lebih dekat dengan-Mu. Aku sadari, aku menjadi lebih mendekatkan diri kepada-Mu. Ya Allah, mungkin ini peringatanmu akan aku yang kerap meninggalkan-Mu! Aku akan lebih dekat kepada-Mu.